1. Tanah Kapur
Tanah kapur adalah hasil dari pembentukan dari pelapukan
batuan gamping. Tanah kapur sangat mudah dilalui air dan sedikit mengandung
humus. Tanah jenis ini cocok untuk pertumbuhan jati.
2. Tanah Vulkanik
Tanah Vulkanik banyak terdapat di lereng gunung
berapi. Tanah ini terbentuk dari material abu yang tertinggal setelah terjadi
letusan gunung berapi. Tanah ini bersifat sangat subur dan sangat cocok untuk
bercocok tanam.
3. Tanah Pasir
` Tanah pasir
adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen, dan tidak berstruktur. Tanah
Pasir sangat mudah dilalui air atau bersifat porous. Tanah pasir kurang baik
bagi pertanian, karena mengandung sedikit humus, tetapi cocok untuk bahan
bangunan.
4. Tanah Podzolik (Podsolik)
Tanah Podzolik mudah ditemukan di pegunungan bercurah
tinggi dan beriklim sedang.Tanah jenis ini terbentuk dari pelapukan batuan yang
mengandung banyak kuarsa sehingga warna tanah ini kecoklatan. Tanah ini kurang
subur karena mineral terbawa oleh air hujan. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan
kering, curah hujan lebih 2.500 mm/tahun. Tekstur lempung hingga berpasir.
Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di daerah
Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat.
5. Tanah Aluvial/Aluvium
Tanah Aluvial
disebut juga tanah endapan karena terbentuk dari endapan lumpur yang terbawa
air hujan ke dataran rendah. Tanah ini bersifat subur karena terbentuk dari
kikisan tanah humus. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan.
Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh
karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran
sungai. Tanah
aluvium adalah tanah hasil erosi yang diendapkan di daerah-daerah dataran
rendah. Tanah aluvium bercirikan warnanya kelabu dan bersifat subur. Tanah
aluvium terdapat di Sumatra sebelah timur, Jawa bagian utara, Kalimantan
sebelah barat dan selatan, serta Papua sebelah utara dan selatan. Tanah aluvium
cocok bagi tanaman padi, palawija, tembakau, tebu, kelapa dan buah-buahan.
6. Tanah Laterit
Tanah Laterit berada di lapisan
bawah. Tanah ini berwarna kemera-merahan dan tidak subur. Tanah laterit adalah
tanah hasil pencucian atau tanah yang terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi
dan curah hujan tinggi sehingga kekurangan unsur hara, kurang subur, dan
tandus. Berbagai mineral yang dibutuhkan tanaman larut dan meninggalkan sisa
oksidasi besi dan aluminium. Tanah laterit memiliki warna kekuning-kuningan
sampai merah. Tanah laterit banyak terdapat di Lampung, Jawa Tengah, Jawa
Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara. Tanah laterik baik untuk kelapa
dan jambu mete.
7. Tanah Liat
Tanah liat atau lempung terdiri atas butiran-butiran
liat yang halus sehingga bersifat liat. Tanah ini sukar dilalui air, tetapi
mudah dibentuk sehingga dimanfaatkan untuk membuat gerabah.
8. Tanah Regosol
Tanah ini
merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Tanah ini banyak
terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa
Tenggara. Tanah
regosol memiliki ciri-ciri seperti berbutir kasar, berwarna kelabu hingga
kuning, dan memiliki kadar bahan organik yang rendah. Tanah regosol banyak
terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Tanah regosol
cocok untuk tanaman palawija, tembakau dan buah-buahan.
9. Tanah
Litosol
Tanah litosol
merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu
tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses
pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung
dan pegunungan di seluruh Indonesia. Tanah litosol bercirikan tanahnya miskin unsur hara
dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar. Tanah litosol banyak
terdapat di Pulau Sumatra, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku
bagian selatan, dan Papua. Tanah litosol kurang subur sehingga hanya cocok
untuk pohon-pohon besar di hutan.
10. Tanah
Latosol
Latosol tersebar
di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian
tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api
kemudian mengalami proses pelapukan lanjut. Tanah latosol bercirikan warna merah hingga kuning,
kandungan bahan organik sedang, dan bersifat asam. Tanah latosol banyak
terdapat di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung, Jawa, Bali, Minahasa, dan
Papua. Tanah latosol cocok untuk tanaman padi, palawija, kelapa, karet, kopi,
kelapa sawit dan buah-buahan.
11. Tanah
Grumusol
Jenis ini berasal dari batu
kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid,
dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.
12. Tanah
Andosol
Tanah jenis ini berasal dari
bahan induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan
di atas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng
atas kerucut vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini
umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam.
13. Tanah
Mediteran Merah Kuning
Tanah jenis ini berasal dari
batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid,
topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah
cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi
karst disebut ”Terra Rossa”.
14. Tanah
Hidromorf Kelabu
Jenis tanah ini
perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa
dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu
hingga kekuningan
15. Tanah Organosol
Tanah organosol terdiri dari tanah
humus dan tanah gambut.
16. Tanah Humus
Tanah Humus berada di lapisan atas, berwarna gelap,
dan bersifat gembur. Tanah humus terbentuk dari pembusukan tumbuhan-tumbuhan.
Tanah humus banyak ditemukan di hutan tropis termasuk di Indonesia. Tanah humus
adalah tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik dan bersifat sangat subur.
Tanah humus memiliki warna kecoklatan dan banyak terdapat di Sumatra, Jawa
Barat, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Tanah humus cocok untuk tanaman kelapa,
nanas dan padi.
17. Tanah
Gambut
Tanah gambut terbentuk di
daerah rawa. Tanah ini bersifat asam, berwarna gelap, dan bertekstur lunak dan
basah. Tanah gambut kurang subur sehingga tak cocok untuk pertanian.Tanah
gambut adalah tanah hasil pembusukan yang kurang sempurna dari tumbuhan di
daerah yang selalu tergenang air seperti rawa-rawa. Karena kekurangan unsur
hara dan peredaran udara di dalamnya tidak lancar, proses penghancuran tanah
ridak sempurna. Tanah jenid ini kurang baik untuk pertanian. Tanah gambut
terdapat di pantai timur Sumatra, Kalimantan Barat, dan pantai selatan Papua.
Tanah gambut kurang baik untuk pertanian karena selalu tergenang air. Tanah
jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri
warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung, tidak berstruktur,
konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara
rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa
tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua, kurang
baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.
18. Renzina
Tanah renzina adalah tanah hasil
pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi. Tanah
renzina memiliki warna hitam dan miskin unsur hara. Tanah renzina banyak
terdapat di daerah bergamping seperti di Gunung Kidul, Yogyakarta.
19. Tanah
Mergel
Tanah mergel adalah tanah yang
terjadi dari campuran batuan pasir, kapur dan tanah liat. Pembentukan tanah
mergel dipengaruhi oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Taah mergel subur
dan banyak terdapat di releng pegunungan dan dataran rendah.
20. Tanah
Padas
Tanah padas adalah tanah yang amat
padat karena mineral di dalamnya telah dikeluarkan oleh air yang terdapat di
lapisan tanah di sebelah atasnya.
21. Tanah Endapan
Tanah endapan adalah tanah yang
terjadi karena pengendapan batuan induk yang telah mengalami proses pelarutan
dan pada umumnya merupakan tanah yang subur.
22. Tanah Terrarosa
Tanah terrarosa adalah tanah yang
terbentuk dari batuan kapur. Tanah ini terdapat di dasar dolina-dolina dan
merupakan tanah pertanian yang subur di daerah batu kapur.